BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »

Senin, 20 Juni 2011

sistem renin angeotensin

PERANAN SISTEM RENIN ANGIOTENSIN LOKAL PADA JANTUNG
Author : Ishmir Fahri
Kamis, 18 Februari 2010 13:31:23
 
Dipresentasikan pada 28 Januari 2010
 
PENDAHULUAN
Sejarah penemuan sistem renin angiotensin (SRA) diawali dari penelitian yang dilakukan Tigerstedt dan Bergman pada tahun 1898 dengan ditemukannya renin pada ekstrak ginjal.1 Penelitian klinis sistem renin angiotensin aldosteron (SRAA) klasik telah banyak dilakukan, meliputi pemahaman konsep biologi, fisiologi dan kaitan klinis yang menghasilkan agen terapi baru terhadap penyakit kardiovaskular sehingga berdampak pada penurunan angka kematian dan kesakitan.2
Sistem renin angiotensin secara tradisional dipandang sebagai suatu sistem sirkulasi, SRA merupakan kaskade enzimatik dimana renin yang berasal dari sel juxtaglomerular (JG) di ginjal bereaksi dengan substrat yang disintesis di hati yaitu angiotensinogen (Aog) menjadi dekapeptida angiotensin (Ang) I, selanjutnya enzim konversi angiotensin (EKA) menghidrolisis Ang I dengan memecah dipeptida C-terminal menjadi Ang II yang berperan sebagai vasokonstriktor dan sekresi aldosteron. Tekanan darah akan meningkat sebagai efek dari Ang II dan terjadi penambahan volume karena retensi natrium sebagai efek aldosteron, selanjutnya hal ini menjadi umpan balik negatif sel JG. Walapun SRA merupakan sistem endokrin sirkulasi, jantung, dan beberapa jaringan lainnya memiliki dan atau mensinstesis komponen sistem ini, sehingga diduga terdapat fungsi pengaturan produksi komponen SRA secara lokal.3
Konsep sistem renin angiotensin lokal pada jantung menjadi ruang penelitian yang menarik karena masih terdapat kontroversi terutama mengenai produksi komponen SRA secara lokal atau bersumber dari plasma, serta aktivasinya terjadi pada kondisi normal atau patologis. Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas peranan sistem renin angiotensin lokal pada jantung.

SISTEM RENIN ANGIOTENSIN ALDOSTERON KLASIK
Kerangka sistem renin angiotensin aldosteron klasik ini dipahami dalam bentuk sintesis enzim renin di ginjal melalui berbagai mekanisme yang merangsang pelepasannya dari sel JG, serta peranannya terhadap kompleks protein Aog yang disintesis oleh hati. Konsekuensi aksi ini adalah terbentuknya dekapeptida Ang I yang melalui sirkulasi pembuluh darah dan selanjutnya mengalami kehilangan dua peptida oleh aksi proteolitik EKA membentuk oktapeptida Ang II.
Angiotensin II merupakan vasopresor kuat yang menyebabkan vasokonstriksi dan pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal sehingga terjadi retensi natrium dan air oleh ginjal, stimulasi otak terhadap peningkatan aliran adrenergik kardiovaskular dan rasa haus, serta aksi endotel lokal yang merangsang mitogenesis, hipertrofi, sintesis kolagen/fibrosis jaringan, apoptosis, peradangan dan pensinyalan intraseluler serta efek biologi dan patofisiologi lainnya.4 Konsep renin angiotensin aldosteron klasik dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Sistem renin angiotensin aldosteron klasik

Dikutip dari 4

SISTEM RENIN ANGIOTENSIN LOKAL PADA JANTUNG
Sernieri dkk melakukan penelitian SRA pada sistem kardiovaskular dengan subjek manusia sehat, serta membaginya menjadi dua kelompok yaitu; kelompok yang mendapat diet tinggi garam dan rendah garam, kemudian dilakukan pengukuran kadar Ang II di sirkulasi dan jantung pada masing-masing kelompok.5 Pada kelompok dengan diet rendah garam didapatkan sintesis Ang I dan Ang II di jantung lebih rendah dibandingkan kadar renin dan ANG II sirkulasi, sedangkan pada subjek dengan diet tinggi garam terjadi hal yang sebaliknya. Beberapa subjek yang diobservasi mengalami gagal jantung berat, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan teknik Polimerase chain reaction (PCR) dan hibridisasi insitu terhadap jantung subjek normal dan yang mengalami kardiomiopati tersebut. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan ekspresi Aog, EKA dan kimase jaringan pada jantung yang mengalami kardiomiopati dibandingkan jantung normal. Peningkatan kadar Ang I dan Ang II di jantung pada pasien yang mengalami gagal jantung kongestif lebih berkaitan dengan regangan dinding jantung dibandingkan aktivitas renin sirkulasi. Hal ini menunjukan adanya peran pembentukan Ang lokal pada jantung serta peningkatan konsentrasi Ang II jaringan, dan berkaitan dengan apoptosis dan patobiologi jantung.6,7 Sistem renin angiotensin lokal pada jantung dapat dilihat pada Gambar 2.


Defenisi Sistem Renin Angiotensin lokal
Sistem renin angiotensin didefenisikan sebagai sistem peptida dengan karakteristik endokrin. Pandangan terhadap SRA menjadi semakin komplek dengan ditemukannya bukti-bukti baru pada dekade terakhir seperti; reseptor Ang yang berbeda (AT1, AT2, AT4), jalur transduksi sinyal, peptida Ang (1-7) dan jalur alternatif pembentukan Ang II melalui protease serin kimase. Penemuan komponen SRA pada lokasi yang tidak biasa (contonya adanya renin di otak seperti enzim di ginjal) dimana peran sistem endokrin tidak dapat menjelaskan pemenuan ini, membawa kita pada hipotesis baru peran SRA lokal berdasarkan sintesis Ang II jaringan.8,9
Gambar 2. Sistem renin angiotensin lokal pada jantung.


Dikutip dari 8


Komponen Sistem Renin Angiotensin Lokal pada Jantung
Karakteristik dan pengaturan komponen SRA lokal seperti renin, Aog, EKA dan peptida Ang (I dan II) telah banyak dikemukakan. Adanya SRA lokal pada jantung dan fungsinya masih merupakan perdebatan karena sulitnya membedakan pembentukan Ang II intrakardiak atau berasal dari Ang II plasma. Peran fisiologis utama SRA lokal pada jantung adalah menjaga keseimbangan seluler dalam merangsang atau menghambat pertumbuhan miosit, sebagai respon adaptasi pada stress miokard seperti peregangan miosit.8 Lokasi komponen SRA pada jaringan jantung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Lokasi komponen SRA pada jaringan jantung.
Jaringan Spesies Umur Renin AOG ACE
From : http://www.kardiologi-ui.com/newsread.php?id=363


0 komentar: