BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »

Minggu, 25 September 2011

Tugas keperawatan jiwa



TUGAS
LP, SP, ASKEP KEPRAWATAN JIWA (ISSOS MENARIK DIRI)
(Tunggal)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Materi Kuliah Keprawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : FATIMATUR R.




KHAIRUL ANWAR
IIB 10.071


AKADEMI KEPERAWATAN PAMEKASAN
TAHUN PELAJARAN 2011-2012


LAPORAN PENDAHULUAN
MENARIK DIRI

A.    Kasus (Masalah Utama)
Gangguan Interaksi sosial: Menarik diri

B.     Pengertian.
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain ( Rawlins,1993 ).
Menarik diri dipengaruhi oleh Yactor predisposisi dan Yactor presipitasi, Yactor perkembangan dan sosial budaya menyebabkan Yactor predisposisi, terjadinya perilaku menarikn diri, kegagalan perkembangan dapat meningkatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, psimis, putus asa terhadap hubungan dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan merasa tertekan, keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindari orang lain, lebih menyukai berdiam diri, kegiatan sehari-hari hamper diabaikan (Stuart Sunden).
 Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain.

Rentang Respon.
Rentang Respon Sosial
 

Respon Adaptif                                                               Respon Maladaptif


- Menyendiri                            -Merasa sendiri                 -Manipulasi
- Bekerjasama (mutualisme)    -Menarik diri                     -ImpulsiY
- Saling tergantung                   -Tergantung                      -Narsisme
-Mencintai diri sendiri

C.      Tugas Perkembangan Berhubungan dengan Pertumbuhan Interpersonal

Tahap perkembangan
Tugas
Masa bayi
Menetapkan landasan percaya
Masa bermain
Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri
Masa pra sekolah
Belajar menunjukkan  inisiatiY dan rasa tanggung jawab dan hati nurani
Masa sekolah
Belajar berkompetisi, bekerja sama dan berkompromi
Masa pra remaja
Menjadi intim dengan teman sejenis kelamin
Masa remaja
Menjadi intim dengan lawan jenis kelamin dan tidak tergantung pada orsng tua
Masa dewasa muda
Menjadi saling tergantung dengan orang tua, teman, menikah dan mempunyai anak
Masa tengah baya
Belajar menerima
Masa dewasa
Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan keterikatan dengan budaya.
Perilaku yang berhubungan dengan respon
Sosial maladaptif

Perilaku
Karakteristik
Manipulasi
Orang lain diperlakukan seperti obyek hubungan terpusat pada masalah pengendalian individu, berorientasi pada diri sediri atau pada tujuan, bukan berorintasi pada orang lain.
Narkisisme
Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha
InplusiY
Mendapatkan penghargaan, pujian, sikap egosentris, pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung. Tak mampu  merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman , penilaian yang buruk tidak dapat diandalkan

       Perilaku menarik diri :
Adalah usaha menghidari  interaksi dengan orang lain dimana individu merasa bahwa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan membagi rasa, Yikiran, prestasi / kegagalan, ia mempunai kesulitan berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimaniYestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain.

D.    Proses Terjadinya Masalah
1.      Penyebab :
a.       Perkembangan : Sentuhan, perhatian, kehangatan dari keluarga yang mengakibatkan individu menyendiri, kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat yang berakhir dengan menarik diri.
b.      Komunikasi dalam keluarga : Klien sering mengalami kecemasan dalam berhubungan dengan anggota keluarga, sering menjadi kambing hitam, sikap keluarga tidak konsisten (kadang boleh, kadang tidak). Situasi ini membuat klien enggan berkomunikasi dengan orang lain.
c.       Sosial Budaya : Di kota besar, masing – masing individu sibuk memperjaungkan hidup sehingga tidak waktu bersosialisasi. Situasi ini mendukung perilaku menarik diri.

Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positiY dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.
Dunia merupakan alam yang tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk melindungi diri, klien menjadi pasiY dan kepribadiannya semakin kaku (rigid). Klien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan.
Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan itu sendiri terus berjalan dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari keterlibatan secara emosional dengan lingkungannya yang menimbulkan kesulitan. Semakin klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain. Menarik diri juga disebabkan oleh perceraian, putus hubungan, peran keluarga yang tidak jelas, orang tua pecandu alkohol dan penganiayaan anak. Resiko menarik diri adalah terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi).

2.      Tanda – tanda menarik diri dilihat dari beberapa aspek :
a.       Aspek Fisik :
Ø  Makan dan minum kurang
Ø  Tidur kurang atau terganggu
Ø  Penampilan diri kurang
Ø  Keberanian kurang
b.      Aspek emosi :
Ø  Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
Ø  Merasa malu, bersalah
Ø  Mudah panik dan tiba-tiba marah
c.       Aspek sosial
Ø  Duduk menyendiri
Ø  Selalu tunduk
Ø  Tampak melamun
Ø  Tidak peduli lingkungan
Ø  Menghindar dari orang lain
Ø  Tergantung dari orang lain
d.      Aspek intelektual
Ø  Putus asa
Ø  Merasa sendiri, tidak ada sokongan
Ø  Kurang percaya diri


D.Akibat dari menarik diri
           Akibat dari menarik diri yaitu terjadinya resiko perubahan resepsi sensori (halusinasi).halusinasi ini merupakan salah satu orintasi realitas yang mal adaptif dimana halusinasi adalah persepsi pasien terhadap lingkungan tnpa stimulus yang nyata akibatnya menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus atau rangsangan eksternal .

GEJALA KLINIS
Ø Bicara senyum dan tertawa sendiri.
Ø Menarik diri dan menghindari orang lain.
Ø Tidak dapat membedakan mana yang nyata dan yang tidak nyata.
Ø Tidak dapat memusatkan perhatian.
Ø Curiga,bermusuhan ,merusak(diri sendiri,orang lain,dan lingkungan
Ø Takut
Ø Ekspresi muka tegang ,mudah tersinggung
E.     Faktor predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen (1995),
 1) Faktor perkembangan dimana setiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan menyebabkan seseorang mempunyai masalah respon sosial yang maladaptif. Untuk Faktor perkembangan, setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan baik. Bila tugas perkembangan ini tidak dapat dilalui dengan baik maka akan menghambat tahap perkembangan selanjutnya.

2) Faktor genetik dimana salah satu Faktor yang menunjang adalah adanya respon sosial yang maladaptif dari orang tua atau garis keturunan diatas.

3) Faktor komunikasi dalam keluarga dimana masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontributor untuk mengembangkan gangguan tingkah laku. Masalah komunikasi tersebut antara lain sikap bermusuhan , selalu mengkritik, menyalahkan, kurang kehangatan, kurang memperhatikan anak, emosi yang tinggi. Komunikasi dalam keluarga amatlah penting dengan  memberikan pujian,adanya tegur sapa dan komunikasi terbuka . Kurangnya stimulasi, kasih sayang dan perhatian dari ibu/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang akan menghambat terbentuknya rasa percaya diri.

4)Faktor sosio kultural yaitu norma yang tidak mendukung terhadap pendekatan orang lain atau norma yang salah yang dianut keluarga, seperti anggota keluarga yang gagal diasinglan dari lingkungan sosial.



F.     Pohon masalah
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

 










     
                                    
G.    Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1.      Masalah Keperawatan.
Isolasi sosial : menarik diri
2.      Data yang perlu di kaji.
Isolasi sosial : menarik diri
1)      Data obyektiY:          
Apatis, ekpresi sedih, aYek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.

2)      Data subyektif:          
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan singkat, ya atau tidak.
H.    Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial: menarik diri.

I.       RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa : Isolasi sosial: menarik diri

1.      Tujuan umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2.      Tujuan khusus :
a.       Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional :hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan intraksi berikutnya
Tindakan :
Ø  BHSP dengan menggunakan prinsio terapeutik
Ø  Sapa klien dengan ramah baik verbak kaupun non verbal
Ø  Perkenalkan diri dengan sopan
Ø  Tanyakan nama lengkap klien da nama panggilan yang di sukai klien
Ø  Jelaskan tujuan pertemuan
Ø  Jujur dan menepati janji
Ø  Tunjukkan sikap empati dan menerima klirn apa adanya
Ø  Beri perhatian kepadaaa klien dan terhadap kebutuhan dasar klien
b.             klien dapat mengedentiYikasi kemampuan dan asYek yang dimiliki
Rasional :
ü Diskusikan timgkat kemampuan klien seprti nilai realitas
ü Kontrak diri dan integritas ego  yang di perlukan sebagai dasar asuhan keperawatan
ü ReYerscemen positiY akan menunjukkan harga diri klien
ü Pujian yang realitas tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya ingin mendapat pujian
Tindakan :
Ø Diskusikan kemampuan dan aspek positiY yang di miliki klien
Ø Setiap pertemuan hindarkan diri memberi pujian negative
Ø Utamakan memberikan pujian yang realitas
c.          klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Rasional :
ü  Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang di miliki adalah persaratan untuk berubah
ü  Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri motivasi untuk tetap mempertahankan penggunanya
Tindakan :
Ø  Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat menggunakan selama sakit
Ø  Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan
d. klien dapat (menerapkan)merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Rasional:
ü  Membentuk induvidu yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri
ü  Klien perlu bertindak secara realitas dan kehidupannya
ü  Contoh pesan yang dilihat klien akan memotivasi  petugas untuk melaksanakan kegiatan
Tindakan:
Ø rencana bersama klien aktifitas yang dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
vKegiatan mandiri
vKegiatan dengan bantuan sebagian
vKegiatan yang membutuhkan bantuan total
Ø  tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
Ø  beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien

e. klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit kemampuannya
Rasional:
ü  Memberikan kesempatan kepada klien mandiridapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien
ü  RenYorsemen positiY dapat meningkatkan harga diri klien
ü  Memberikan kesempatan klien untuk tetap melakukan kegiatan yang bisa dilakukan
Tindakan:
Ø  Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah di rencanakan
Ø  Beri pujian atas keberhasilan klien
Ø  Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah
f.       Klien dapat memanYaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
Ø  Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat  klien dengan isolasi sosial
Ø  Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
Ø  Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.


























DEFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998

Stuart, G.W and Sundeen. Principle and practice oY psychiatric nursing. 5thed.
St Louis Mosby Year Book.1995

Stuart. G.W and Laraia. Principle and practice oY psychiatric nursing.7thed. St Louis Mosby Year Book. 2001

Townsed, Mary C. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri:pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Edisi ketiga. Alih Bahasa: Novi Helera C.D. Jakarta. EGC. Jakarta1998.

Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP Bandung. 2000



























STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal / Pkl.  : 10 September 2011 / 08.30 – 09.00 wib.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
klien menghindar dari orang lain dan perawat, komunikasi kurang, tidak ada kontak mata, menolak hubungan dengan orang lain atau perawat, tanpak sedih.
2. Diagnosa Keperawatan
 Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan Khusus
Ø  Membina hubungan saling percaya
Ø  Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
Ø  Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
§  Beri salam setiap berinteraksi.
§  Perkenalkan nama,nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
§  Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
§  Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
§  Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
§  Dengarkan denganpenuh perhatian ekspresi perasaan klien.
b. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
Ø  Tanyakan pada klien tentang:
§  Orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien
§  Orang yang paling dekat dengan klien di rumah di ruang perawatan
§  Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
§  Orang Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/di ruang perawatan
§  Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
§  Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
Ø  Diskusikan dengan klien penyebab menari diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain.
Ø  Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik diri
Ø  Tanyakan pada klien tentang:
§  ManYaathubungan social
§  Kerugian menarik diri
Ø  Diskusikan bersama klien tentang manYaat berhubungan social dan kerugian menarik diri
Ø  Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Sp1 Pasien : membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasein mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan.
1. Orientasi
Ø  Salam terapeutik
Assalamualaikum, Selamat pagi Ibu?”
”Nama saya ”B”, Saya Mahasiswa yang sedang praktek disini selama 3 minggu”
”Nama ibu siapa? Panggilannya siapa?”
“apa keluhan Y  hari ini ?”
Ø  Evaluasi / validasi
”Sudah sarapan Pak?”
”Bapak sudah lama disini?
”Bapak ngerti disini itu dimana? Bapak kok bisa kesini, kenapa?”
Ø  Kontrak
Topik   : “Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang keluaga dan teman – teman Y ?”
Waktu : “Bisa kita bicara pak? 30 menit saja!”
Tempat: “Bapak mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau diteras atau dikursi depan?”

2.Fase kerja
(jika pasien baru)
“ siapa saja yang tinggal serumah ? siapa yang paling dekat dengan Y ? siapa yang jarang bercakap – cakap dengan Y ? apa yang membuat Y jarang bercakap – cakap dengannya ?
(jika pasien sudah lama dirawat)
“apa yang Y rasakan selam Y di rawat disini ? O.. merasa sendirian ? siapa saja yang Y kenal di ruangan ini ?
“apa saja yang Y lakukan dengan teman yang  kenal ?”
“apa yang menghambat Y dalam berteman atau bercakap – cakap denagn pasien yang lain ?”
“menurut Y apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada teman bercakap – cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) nah kalu kerugiannya tidak mempunyai teman apa ya Y ? Ya, apa lagi ?( sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) jidi banyak ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah  belajar bergaul dengan orang lain ?
“Bagus…bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain ?”
“begini lho Y, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita, nama panggialan yang kita suka,asal kita dan hobi kita. Contohnya : nama saya YY, senang dipanggil Y. asal saya dari kota X,hobi memasak.” 
“ayo dicoba ! misalnya saya belum kenal dengan Y. coba berkenalan dengan saya ! ya, bagus !coba sekali lagi. Bagus sekali!”
“setelah Y berkenalan denagn orang tersebut Y bisa melanjutkan percakapan tentang hal – hal yang menyenangkan Y bicarakan, misalnya tentang cuaca,tentang hobi,tentang keluarga,pekerjaan dan sebagainya.”
3.Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Ø  Evaluasi Subyektif ( Klien )
“bagaimana perasaan Y setelah kita berkenalan ?”
Ø  Evalasi Obyektif ( perawat )
Y bisa mengingat –  ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada sehingga Y lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.
2. Rencana Tindak Lanjut
Y mau mempraktikkan ke orang lain ? bagaimana kalau Y mencoba berkenalan dengan teman saya, perawat N. Bagimana Y mau kan ?”
3. Kontrak yang akan dating
Ø  Topik         : “Bagaimana kalau besok kita berkenalan dengan teman saya perawat R ?”
Ø  Waktu       : “Besok habis sekitar jam 08.00-09.00 wib. Bapak mau?”
Ø  Tempat      : Enaknya kita nanti bicara dimana? Disini atau ditempat lain?


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal / Pkl.  : 11 September 2011 / 08.30 – 09.00 wib.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
klien menghindar dari orang lain dan perawat, komunikasi kurang, tidak ada kontak mata, menolak hubungan dengan orang lain atau perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan Khusus
Ø  Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama [perawat])
4. Tindakan Keperawatan
Ø  Observasi perilaku klien saat berhubungan social
Ø  Beri motivasi dan bantu klien untuk berkanalan / komunikasi dengan:
§  perawat lain
§  Klien lain
§  Kelompok
Ø  Libatkan klien dengan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Ø  Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah di buat.
Ø  Beri pujian terhadap kemamampuan klien memperluas pergaulanya melalaui aktivitas yang dilaksanakan.
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 2 pasien : mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama [perawat])
1.      Orientasi
Ø  Salam terapeutik
“Assalamualaikum Selamat pagi ibu?”
Bagaimana perasaan Y hari ini ?”
Ø  Evaluasi / validasi
”Sudah sarapan Pak?”
“sudah diingat – ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan ? Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan saya !”“bagus sekali, Y masih ingat.

Ø  Kontrak
Topik      : “ seperti janji saya, saya akan mengajak Y mencoba berkenalan dengan teman saya, perawat R?” sekitar 10 menit.”
Waktu : “Bisa kita bicara pak? 30 menit saja!”
Tempat: “Bapak mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau diteras atau dikursi depan?” setelah itu kita temui perwat R
2.      Fase kerja
(bersama–sama S perawat mendekati perawat R)
“selamat pagi perawat N, Y ingin berkenalan dengan R. baiklah Y, Y bisa berkenalan dengan R seperti yang kita praktikkan kemarin.”(pasien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan perawat R : member salam menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya.)
“ada lagi yang Y ingin tanyakan kepada perawat R ? coba tanyakan tentang keluarga perawat R !”
“jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Y dapat menyudahi perkenalan ini. Lalu  buat janji bertemu lagi dengan perawat R, misalnya jam 1 siang nanti”
“baiklah perawat R, karena Y sudah selesai berkenalan , saya dan Y akan kembali ke ruang . selamat pagi”
(bersama-sama pasien sudah meninggalkan perawat untuk melakukan terminasi dengan R ditempat ini”)

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
bagimana perasaan Y setelah berkenalan dengan  perawat R ?”.
b. Tindak lanjut pasien
“Y tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
“pertahankan terus apa yang sudah Y lakukan tadi. Jangan lupa menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancer. Misalnya menayakan keluarga, hobi, dan sebaginya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain”.
c. Kontak yang akan datang
Ø  Topik   : ”Bagaimana kalau besok kita lanjutkan perkenalannya dengan pasien O?”.
Ø  Waktu : Besok habis olahraga 10.00-11.00 wib. Bapak mau?
Ø  Tempat            : Enaknya kita nanti bicara dimana? Disini atau ditempat lain?


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal / Pkl.  : 12 September 2011 / 08.30 – 09.00 wib.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien menghindar dari orang lain dan perawat, pembicaraan koheren, ada kontak mata, menolak hubungan dengan orang lain atau perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan Khusus
Ø  Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien)
Ø  Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan social.
4. Tindakan Keperawatan
a. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien) :
Ø  Observasi perilaku klien saat berhubungan social
Ø  Beri motivasi dan bantu klien untuk berkanalan / komunikasi dengan:
§  perawat lain
§  Klien lain
§  Kelompok
Ø  Libatkan klien dengan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Ø  Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah di buat.
Ø  Beri pujian terhadap kemamampuan klien memperluas pergaulanya melalaui aktivitas yang dilaksanakan.
b. Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial :
Ø  Diskusikan,dengan klien tentang perasaanya setelah berhubungan sosial dengan:
§  Orang lain
§  Kelompok
Ø  Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya.
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 3 PASIEN : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien)

A. Orientasi
Ø  Salam terapeutik
assalamualaikum Selamat pagi bapak ibu Y! bagimana perasaan  Y hari ini ??”
2.Evaluasi / validasi
”Sudah sarapan Bapak Y?”
apakah Y bercakap-cakap dengan perawat R kemarin siang”
(jika jawaban pasien ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya orang lain)
“bagiamana perasaan R setelah bercakap-cakap dengan perawat R kemarin siang”
3.      Kontrak
Ø  Topik    : “Bagaimana kalau sekarang kita berknalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien O “
“seperti biasa kira-kira 10 menit ?”
Ø  Waktu  : “Bisa kita bicara Bapak Y ? 30 menit saja!”
Ø  Tempat: “Bapak mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau diteras atau dikursi depan?”
               ”Setelah itu kita berkenalandengan pasien O”
B. Fase kerja
(bersama-sama Y saudara mendekati pasien)
“selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.”
“baiklah Y, Y sekarang bisa berkenalan bengan seperti yang Y lakukan sebelumnya”
(pasien mendemonstasikan cara berkenalan: member salam, menyebut nama,nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama)
“ada lagi yang ingin Y tanyakan kepada O “
“kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Y bisa sudahi perkenalan ini. Lalu bisa janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti”
(Y membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)
“baiklah O, karena Y sudah selesai berkenalan, saya dan Y akan kembali keruang Y. selamat pagi”
(bersama-sama pasien saudara meninggalkan O untuk melakukan terminasi dengan Y di tempat lain)
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
“bagaimana perasaan Y setelah berkenalan dengan O”
“dibandingkan kemarin pagi, Y tampak lebih baik saat berkenalan dengan O”
b. Tindak lanjut pasien
“pertahankan apa yang sudah Y lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu lagi jam 4 sore nanti”
“selanjutnya bagimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita tambah lagi di jadwal harian. Jadi satu hari Y berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali. Jam 10 pagi jam 1 siang dan jam 8 malam. Y bisa bertemu dengan Y, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya Y bisa berkenalan dengan orang lain secara bertahap. Bagaimana Y setuju kan ?”
c. Kontak yang akan datang
Topik      : ”Nanti sore, jangan lupa untuk bertemu untuk berkenalan  dengan pasien O, agar Y mempunyai banyak teman, Y setuju kan ?”
Waktu    : sekitar jam 04.00 sore.
Tempat   : Di ruangan pasien O.




STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal / Pkl.  : 13 September 2011 / 08.30 – 09.00 wib.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien menerima orang lain, pembicaraan koheren, kontak mata (+), tanpak sedih.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan Khusus
Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
4. Tindakan Keperawatan
Ø  Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku menarik diri
Ø  Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri
Ø  jelaskan pada keluarga tentang:
§  Pengartian menarik diri
§  Tanda dan gejala menarik diri
§  Penyebab dan akibat menarik diri
§  Cara klien menarik diri
Ø  Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 1 Keluarga :  Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien isolasi sosial. Peragakan kepada pasangan Anda.
1. Orientasi
Ø  Salam terapeutik
Assalamualaikum, Selamat pagi Ibu?”
”Nama saya ”N”, Saya Mahasiswa yang sedang praktek disini selama 3 minggu”
”Nama bapak siapa? Panggilannya siapa?”
Ø  Evaluasi / validasi
“ Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan Y Sekarang? “
Ø  Kontrak
Topik     : “ Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan cara perawatannya? “
Waktu    : Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah jam? “
Tempat: “Bapak mau kita bicara dimana? Bagaimana  kalau Kita diskusi disini saja ya”
2. Fase kerja
“ Apa masalah yang Bapak hadapi dalam merawat Y? Apa yang sudah dilakukan? “
“ Masalah yang dialami oleh anak Y disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain. Tanda-tandanya, antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, dan kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk. Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan ketika berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang-orang yang dicintainya.Jika masalah isolasi sosial ini tidak diatasi, seseorang dapat mengalami halusinasi, yakni mendengar suara ataupun meihat bayangan yang sebetulnya tidak ada. Untuk menghadapi yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus sabar menghadapi Y. Untuk merawat Y, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama, keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Y, caranya adalah dengan bersikap peduli terhadap Y dan jangan ingkar janji,. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada Y dan untuk dapat melakukan kegiatan bersama-bersama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi Y. selanjutnya jangan biarkan Y sendiri. Buatlah rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan Y, misalnya ibadah bersama, makan bersama, rekreasi bersama, atau melakukan kegiatan rumah tangga bersama. “
“ Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untk melakukan semua cara itu? Begini contoh komnikasinya pak, “ Y, Bapak lihat sekarang kamu bisa bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya lumayan lama. Bapak senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu berbincang-bincang dengan yang lain. Bagaimana Y, kamu mau coba kan, Nak? “
“ Nah, coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan! Bagus, Bapak telah memperagakan dengan baik sekali! “
“ Sampai disini ada yang ingin ditanyakan Pak? “
3.Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi? “
b. Tindak lanjut pasien
“Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang mengalami isolasi sosial. Selanjutnya dapatkah Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak Bapak yang mengalami masalah isolasi sosial? “
“ Bagus sekali, Bapak dapat menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut! Nanti kalau ketemu Y coba Bapak lakukan. Dan tolong ceritakan pada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama. “
c. Kontak yang akan datang
Topik      : ”Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk latihan langsung dengan Y, Bapak setuju kan ?”
Waktu    : tiga hari lagi sekitar jam 08.00 pagi.
Tempat   : Di ruangan ini ya pak  


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal / Pkl.  : 18 September 2011/ 08.30 – 09.00 wib.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien menghindar dari orang lain dan perawat, pembicaraan koheren, kontak mata (+), klien tanpak gembira.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan Khusus
Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
4. Tindakan Keperawatan
Ø  Latih keluarga cara merawat klien
Ø  Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 2 keluarga: Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien isolasi sosial langsung dihadapan pasien.
1. Orientasi
Ø  Salam terapeutik
Assalamualaikum, Selamat pagi Ibu?”
Ø  Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? “
“ Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari beberapa hari yang lalu? “
Ø  Kontrak
Topik     : “ Bagaimana kalau kita praktikkan langsung pada anak Bapak ?”
Waktu    : Baik kita akan coba 30 menit. “
Tempat: “di ruangan Y”
2. Fase kerja
“ Selamat pagi Y. Bagaimana perasaan Y hari ini? “
“( Kemudian Anda berbicara kepada keluarga sebagai berikut).
“ Nah ! pak, sekarang bapak dapat mempraktikkan apa yang sudah kita latihan beberapa hari yang lalu. (Perawat mengobservasi keluarga mempraktikkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya) ”
“ Baigaimana perasaan Y setelah berbincang – bincang dengan ayah Y ? “
“ Baiklah sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu.” ( perawat dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga. )
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
“ Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi? Bapak sudah bagus melakukannya.”
b. Tindak lanjut pasien
“ Mulai sekarang Bapak sudah dapat melakukan cara perawat tersebut pada S.”
c. Kontak yang akan datang
Topik      : ”Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk untuk mendiskusikan pengalaman bapak melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari, Bapak setuju kan ?”
Waktu    : tiga hari lagi sekitar jam 08.00 pagi.
Tempat   : Di ruangan ini ya pak (perawat) !







STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal / Pkl.  : 14 September 2011 / 08.30 – 09.00 wib.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien menerima orang lain, pembicaraan koheren, kontak mata (+), gembira, senyum.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan Khusus
    Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
4. Tindakan Keperawatan
Diskusikan dengan keluarga tentang :
Ø  Cara merawat pasien ketika di rumah
Ø  Beri inYormasi waktu kontrol ke rumah sakit dan cara mencari bantuan jika isolasi sosial tidak dapat di atasi di rumah
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
1.      Orientasi
Ø  Salam terapeutik
Assalamualaikum, Selamat pagi Bapak ?”
Ø  Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? “
“karena besok Y sudah boleh pulang, kita perlu membicarakan tentang perawatan Y di rumah.”
Ø  Kontrak
Topik     : “ Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal Y, Bapak ?”
Waktu    : “ Berapa lama kita dapat bicara ? Bagaimana kalau 30 menit ?”
Tempat: “ Bagaimana kalau kita membicarakan di ruangan ini saja?”
2. Fase kerja
“ Bapak, ini jadwal Y selama di rumah sakit. Coba dilihat, Mungkinkah dilanjutkan di rumah? Di rumah bapak menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya berikan pujian jika benar dilakukan. Hal – hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di tampilkan anak bapak selama di rumah. Misalnya kalau Y terus menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di Puskesmas Inderapuri, yang terdekat dari rumah bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651)554xxx. Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan Y selama berada di rumah.”
3.Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
“ Bagaimana Pak? Ada yang belum jelas ?”
b. Tindak lanjut pasien
“Ini jadwal kegiatan harian Y untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K dipuskesmas Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silahkan selesaikan administrasinya! ”
c. Kontak yang akan datang
Topik      : -
Waktu    : -
Tempat   : -




















Asuhan keperawatan Pada KLien ” tN. a”Dengan masalah KEPERAWATAN menarik diri dengan diagnosa medis
SkizoYrenia HebeYrenik di ruang KENARI
rumah sakit jiwa LAWANG
MALANG

Ruang rawat                : Kenari
Tanggal di rawat         : 22 Nopember 2011

I.       Identitas Klien
Nama                           : Tn “Y”
Umur                           : 45 thn
Jenis Kelamin              : laki-laki
InYorman                    : Pasien dan Ny. H
Tanggal pengkajian     : 27 November 2011
RM No                        : 09-90-xx

II.   Alasan Masuk
Klien diam saja sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu, tidak mau makan, bicara dan hanya mengurung diri di kamar, BAB dan BAK di tempat tidur. Pernah coba untuk dibawa berobat ke orang pintar tetapi tidak berhasil / tidak sembuh. Klien di bawa ke RSJL oleh keluarga (ibu). Saat pengkajian klien diam saat ditanya, sering menyendiri, kontak mata kurang.

III.  Faktor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu.
2. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil.
3. Saat ditanya pengalaman yang dialami tentang kekerasan yang terjadi padanya klien hanya diam saja.
Masalah Keperawatan : Regimen terapeutik inefektif

4.  Menurut orang tua klien, klien dan keluarga tidak  ada yang mempunyai gangguan jiwa pada masa lalu.
Masalah keperawatan : -
5. Klien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenagkan pada masa lalu, yaitu diputus pacarnya 2 tahun yang lalu, kemudian mulai tidak mau bicara dan menyendiri di kamar.
Masalah keperawatan : respon pasca trauma
IV.       Pemeriksaan Fisik
  1. Tanda - tanda vital
    • Tekanan darah             : 120/80 mmHg
    • Nadi                            : 88 kali/menit
    • Suhu                            : 36.4◦C
    • RR                               : 20 kali/ menit
  2. Ukur
·         TB                                :  162    cm
·         BB                                :   76   kg
  1. Keluhan Fisik
Badan lemah dan tidak mau beraktifitas.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

V. Psikososial
  1. Genogram :
38
35
33
30
27
 







Masalah keperawatan : -
  1. Konsep Diri
a.       Gambaran Diri        : Klien mengatakan tidak ada yang ia sukai lagi dari dirinya.
b.      Identitas                 : Klien bekerja sebagai karyawan salah satu pabrik tahun 2004 –    2007 Klien mengatakan belum menikah sebelum di rawat.
c.       Peran                       : Klien adalah anak ke 3 dari 5 bersaudara yang tinggal dengan pak De nya dan klien belum menikah.
d.      Ideal Diri                : Klien mengatakan bahwa kalau nanti sudah pulang / sembuh klien bingung harus melakukan apa
e.       Harga Diri               : Klien tidak pernah mengikuti kegiatan di luar rumah
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri ; gambaran diri
  1. Hubungan Sosial
a.       Orang yang berarti
Menurut klien orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah pacarnya
b.      Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Klien adalah orang yang kurang perduli dengan lingkungannya, klien  jarang berkomunikasi, dan tidak mengikuti organisasi
c.       Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien lebih suka menyendiri, diam dan tidak bercerita
Masalah keperawatan: Gangguan hubungan sosial
  1. Spiritual
a.       Nilai dari keyakinaan :
Klien adalah penganut agama Islam yang tidak terlalu taat.
b.      Kegiatan ibadah :
Klien jarang shalat selama belum sakit. Selama sakit, klien tidak pernah melakukan kewajiban agamanya yaitu shalat 5 waktu.
Masalah keperawatan : distres spiritual

VI. Status Mental
  1. Penampilan
Tidak rapi : Klien tampak kotor, klien belum mandi, kuku kotor, ganti pakaian harus disuruh, rambut tidak disisir, dan baju lusuh.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
  1. Pembicaraan
Lambat : Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan pendek, dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara.
Masalah keperawatan : gangguan komunikasi verbal
  1. Aktifitas Motorik
Lesu : tidak mau melakukan aktivitas kalau tidak disuruh, klien hanya mau melakukan aktivitas jalan-jalan sesuka hatinya, lalu kembali tidur.
Masalah keperawatan :Iintoleransi aktifitas
  1. Alam Perasaan
Tampak seperti sedih dan putus asa, selalu mengeryitkan dahi.
Masalah keperawatan : : perubahan proses pikir
  1. AYek
Tumpul : Klien hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat. Klien mampu tersenyum jika diajak tersenyum.
Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi
  1. Interaksi selama wawancara
Kontak mata kurang, klien tidak mau memandang lawan bicara saat berkomunikasi.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
  1. Persepsi
Tidak ada halusinasi
Masalah keperawatan :tidak ada masalah keperawatan
  1. Proses Pikir
Bloking : pembicaraan terhenti tiba – tiba dan penyampaiannya sangat lambat dan pendek.
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir
  1. Isi pikir
Tidak ada obsesi, phobia, hipokondria, depersonalisasi, ide yang terkait dan pikiran magis. Tidak ada waham.
Masalah keperawatan : -
  1. Tingkat kesadaran
Stupor : Klien tidak merubah posisi tubuh bila di posisikan pada posisi tertentu oleh perawat.
Orientasi terhadap waktu, orang dan tempat baik
Masalah keperawatan: Perubahan proses pikir
  1. Memori
Klien tidak mampu mengingat kejadian satu hari yang lalu. Klien sering mengeluh lupa tentang kejadian yang dialaminya. Mengalami gangguan daya ingat jangka panjang.
Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir
  1. Tingkat konsentrasi dan Berhitung
Tidak mampu berkonsentrasi dan selalu mengalihkan pandangan dan perhatian dan pergi bila diajak bicara.
Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir isolasi sosial
  1. Kemampuan Penilaian
Gangguan kemampuan penilaian ringan : klien tidak mampu menentukan keinginannya sebelum dijelaskan.
Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir
  1. Daya tilik diri
Klien menyadari kalau sedang sakit.
Masalah keperawatan : -

VII.    Kebutuhan Pulang
  1. Makan : bantuan total
  2. BAB/BAK : bantuan total
  3. Mandi : bantuan minimal
  4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal
  5. Istirahat dan tidur : kurang lebih 10 jam sehari
  6. Penggunan obat : bantuan total
  7. Perawatan kesehatan : Klien sering lupa minum obat, harus sering diawasi
  8. Kegiatan di dalam rumah : -
  9. Kegiatan di luar rumah : -

VIII.       Mekanisme Koping
Mal adaptif : reaksi lambat, klien tidak mau melakukan aktifitas.
IX. Masalah psikososial dan lingkungan
a.       Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : klien tinggal dengan pak De nya yang tidak setuju dengan hubungannya dengan pacarnya.
b.      Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : tidak dapat  berinteraksi dengan lingkungan : menarik diri.
c.       Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien tidak tamat kuliah
d.      Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Berhenti bekerja setelah diputus pacar.
Masalah keperawatan : -
X.Pengetahuan kurang tentang
a.       Penyakit jiwa : klien dan keluarga tidak mengerti tentang penyakit jiwa dan pengobatannya.
b.      Faktor presipitasi : keluarga tidak mengerti apa saja yang mencetuskan terjadinya kelainan jiwa.
c.       Koping : keluarga tidak tahu bahwa perlu dan penting dukungan keluarga untuk proses penyembuhan
d.      Kebersihan / perawatan diri
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa, Faktor presipitasi, koping, dan kebersihan / perawatan diri
ANALISA DATA

  NAMA : Tn. Y                    NRM : 01-90-xx                     RUANGAN : KENARI
Tanggal
Data
Masalah
31-12-2011
D/S :
·         Klien mengatakan lebih senang menyendiri.
·         Kluarga (ibu) klien mengatakan kalau di rumah klien lebih sering diam di kamar dan jarang bergaul dengan tetangga di sekitar rumah.
D/O :
·         Klien diam saat ditanya, sering menyendiri.
·         Suka melamun
·         Suka tiduran
·         Kurang minat beraktivitas
·         Kurang mau bergaul dengan orang lain disekitarnya
·         Waktu ditanya namanya, klien hanya diam saja.
·         Kontak mata kurang.
·         Tidak kooperatiY.


D/S:
·         Klien mengatakan tidak ada anggota tubuh yang di sukai
·         Klien mengatakan malu untuk keluar rumah
D/O:
·         Klien tanpak murung
·         Klien menjawab jika ditanya
·         Klien jarang menyapa temannya di RS


D/S:
·         Klien mengatakan malas untuk mandi
·         Klien mengatakan sangat malas untuk beraktivitas
D/O:
·         Rambut klien tidak disisir
·         Baju klien kusuh
·         Penampilan tidak rapi

Kerusakan komunikasi verbal




















Gangguan konsep diri : harga diri rendah;gambaran diri











Defisit perawatan diri

XI. Data lain-lain
Laboratorium
Tanggal 23 September 2011
Yaal hati : - Bil. Direk      0,2 mg/dl
                  - Bil. Total       0,2-1,0 mg/dl
                  - µ GT             52
                  - SGOT           33
                  - SGPT            51
Urine:        - Warna kuning jernih
                  - pH                 6
                  - BJ                  1,020
                  - Leukosit        1-2
                  - Eritrosit         0-1
                  - Epitel                        1-2
Faat ginjal:- BUN             16,4
                  - Kreatinin       1,2
                  - Asam urat     7
Faal darah : - GDP            79 mg/dl
                  - LED              17/45

XI.  Aspek Medik
·         Diagnosa Medik : SkizoYrenia hebeYrenik berulang
·         Terapi medik: Closaril :           1­-0-1                2x 25 gr/hari   
Asmef :           1-0-0                1X 500 mg/hari
Kalxetin :        1-0-0                1x20 mg


X.     Deftar Masalah Keperawatan
  1. Isolasi social  : menarik diri
  2. Gangguan regimen terapeutik ineYektiY
  3. Gangguan konsep diri ; gambaran diri
  4. Gangguan hubungan sosial
  5. Defisit perawatan diri
  6. Kerusakan komunikasi verbal
  7. Intoleransi aktivitas
  8. Kerusakan komunikasi
  9. Gangguan proses pikir
  10. Perubahan pemeliharaan kesehatan
  11. Perubahan nutrisi : Potensial lebih dari kebutuhan tubuh

XI.   Deftar Diagnosis Keperawatan
1.      Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan Menarik diri.
2.      Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan perubahan proses pikir













RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Nama Klien          : Tn “Y”                                                                                                                                                                                                         DX Medis              : Skizofrenia Hebefrenik
No CM   : ………………..                                                                                                                                                                                                  Ruangan               : Kenari
                                                                                                                                                               
Tgl
No Dx
Dx Keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi


Isolasi sosial
TUM: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain


TUK:
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya




1.Setelah …X interaksi klien menunjukan tanda-tanda percaya kepada/terhadap perawat:
o   Wajah cerah,tersenyum
o   Mau berkenalan
o   Ada kontak mata
o   Bersedia mengungkapkan masalahnya
o   Bersedia mengungkapkan masalahnya
o   Bersedia mengungkapkan masalahnya





1.1.Bina hubungan saling percaya dengan;
§  Beri salam setiap berinteraksi.
§  Perkenalkan nama,nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
§  Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
§  Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
§  Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
§  Dengarkan denganpenuh perhatian ekspresi perasaan klien.



2.Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
2.Setelah …x interaksi klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari:
o    Orang lain
o    lingkungan
2.1 Tanyakan pada klien tentang:
§  Orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien
§  Orang yang paling dekat dengan klien di rumah di ruang perawatan
§  Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
§  Orang Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/di ruang perawatan
§  Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
§  Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
2.2.Diskusikan dengan klien penyebab menari diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain.
2.3.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya



3.Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik diri.
3.Setelah…X interaksi dengan klien dapat menyebutkan keuntungan berhububungan sosia,misalnya
o    Banyak teman
o    Tidak kesepian
o    Bias diskusi
o    Saling menolong.
Dan kerugian menarik diri,misalnya
o    Sendiri
o    Kesepian
o    Tidak bisa diskusi

3.1.Tanyakan pada klien tentang:
§  Manfaathubungan social
§  Kerugian menarik diri
3.2.Diskusikan bersama klien tentang manfaatberhubungan social dan kerugian menarik diri
3.3.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya.



4.Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap















5.Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan social.
4.Setelah …X interaksi klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap dengan:
o    Perawat
o    Perawat lain
o    Klien lain
o    Kelompok











5.Setelah …X interaksi klien dapat menjelaskan perasaanya setelah berhubungan social dengan:
o    Orang lain
o    Kelompok
4.1.Observasi perilaku klien saat berhubungan social
4.2.Beri motivasi dan bantu klien untuk berkanalan / komunikasi dengan:
§  perawat lain
§  Klien lain
§  Kelompok
4.3.Libatkan klien dengan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
4.4.Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah di buat.
4.6.Beri pujian terhadap kemamampuan klien memperluas pergaulanya melalaui aktivitas yang dilaksanakan.



5.1.Diskusikan,dengan klien tentang perasaanya setelah berhubungan social dengan:
§  Orang lain
§  Kelompok
5.2.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya



6.Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial














7. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
6.1.Setelah …X pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang:
o    Pengertian menarik diri
o    Tanda dan gejala
o    Penyebab dan akibat menarik diri
o    Cara merawat klien menarik diri
6.2.Setelah …X pertemuan keluarga dapat mempraktekan cara merawat klien menarik diri.








7.1.Setelah……X interaksi klien menyebutkan:
o    Manfaat minum obat
o    Kerugian tidak minum obat
o    Nama,warna,dosis,efek,terapidan efek samping obat
7.2.Setelah …..X interaksi mendemonstrasikan penggunaan obatdenagan benar
7.3.Setelah….X interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
6.1.Diskusikan pentingnya peran sertakeluarga sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku menarik diri.
6.2.Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri
6.3.jelaskan pada keluarga tentang:
§  Pengartian menarik diri
§  Tanda dan gejala menarik diri
§  Penyebab dan akibat menarik diri
§  Cara klien menarik diri
6.4.Latih keluarga cara merawat klien
6.5Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
6.6.Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi


7.1.Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,nama,warna dosis.cara,efek terapi dan efek samping penggunaan obat
7.2.Pantau klien saat penggunaan obat
7.3.Beri pujian jika klien saat penggunaan obat dengan benar
7.4.Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
7.5.Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan




























IMPLEMENTASI

Hari/tanggal
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi

Evaluasi


Isolasi sosial : Menarik diri







                
SP 1 PASIEN :
  1. Membina hubungan saling percaya
  2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
  3. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
  4. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
  5. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
  6. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan oran lain dalam kegiatan harian

S :
ü  Klien menjawab “ nama saya F.N biasa di panggil F”
ü  Klien menjawab “ baik”
ü  Klien menjawab “ T. L / pacar”
ü  Klien mengatakan malu untuk berkomunikasi dengan orang lain
ü  Klien mengatakan “ada teman bercakap – cakap” kalau punya teman
ü  Klien menjawab “ tidak punya teman bercakap – cakap”
O :
ü  K U sedih, kontak mata kurang, klien lebih banyak diam
ü  Pembicaraan koheren
ü  Komunikasi verbal kurang
ü  Pasien bisa mempraktikkan cara berkenalan
A :
TUK 1, 2, dan 3 tecapai
P :
Pertahankan TUK 1 lanjutkan TUK 4 dan 5




SP 2 PASIEN :
1.       mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2.       memberikan kesempatan kepada pasien mempraktikkan cara berkenalan dengan satu orang
3.       membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
SP 3 PASIEN :
  1. mengevaluasi jadwal harian kegiatan pasien
  2. memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
  3. menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan jadwal kegiatan harian

S :
ü  klien menjawab “ waalaikum salam”
ü  klien menjawab “baik”
ü  klien mengatakan masih ingat cara berkenalan yang kemarin
ü  klien menjawab “baik saya akan mencoba”
ü  klien menjawab “sangat senang”
O :
ü  Klien tersenyum
ü  Pembicaraan koheren
ü  Kontak mata (+)
ü  Klien berkenalan dengan perawat N
ü  Bicara lambat
ü  Penampilan rapi
A :
TUK 4 dan 5 tecapai
P :
Lanjutkan TUK 6 dan 7




SP 1 KELUARGA :
  1. mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
  2. menjelaskan pengertian isolasi sosial, tanda dan gejala, serta proses terdajinya isolasi sosial
  3. menjelaskan cara merawat pasien dengan isolasi sosial

SP 2 KELUARGA :
  1. melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial

SP 3 KELUARGA :
  1. melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial

SP 4 KELUARGA :
  1. membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning)
  2. menjelaskan follow up pasien setelah pulang


S :
ü  Keluarga menjawab “ waalaikum salam Pak”
ü  Keluarga mengatakan “H.M biasa dipanggil H”
ü  Keluarga menjawab “ Baik”
ü  Keluarga mengatakan “iya”
O :
ü  Keluarga mangatakan “anak saya selalu menyendiri di kamar”
ü  Keluarga dapat menyebutkan definisi isolasi sosial; memarik diri
ü  Keluarga dapat menyebutkan tanda,gejala, dan akibat isolasi sosial
ü  Keluarga dapat memparaktikkan cara untuk mencegah isolasi sosial
ü  Keluarga mangatakan akan membawa anaknya ke puskesmas terdekat bila memungkinkan keluarga tidak bisa lagi merawat anaknya
ü   Keluarga mengetahui cara meminumkan obatnya kepada anaknya (dosis dan waktunya)
A :
TUK 6 dan 7 tercapai
TUJUAN TERCAPAI
P :
Intervensi Dihentikan